5 Keuntungan yang Saya Rasakan Saat Remote Working

Lima tahun yang lalu, saya pernah membuat artikel 5 Keuntungan Bekerja dari Rumah. Artikel itu dibuat untuk mengikuti lomba. Ternyata, lima tahun kemudian saya menjalani apa yang saya tuliskan.

Jadi, di dalam artikel itu saya menuliskan: "Sebagai seorang wanita, kadang saya berpikir 'enak juga ya, kalau bekerja di rumah.'" pada kalimat pembuka tulisan. Saya menyambung kalimat itu dengan menegaskan bahwa "kerja di rumah" ini maksudnya mendapatkan uang meskipun badan tidak kemana-mana, hanya di rumah sendiri (sendiri dan sendirian itu punya makna yang beda ga sih?).

Oh tentu maksud saya bukan maling, melihara t03y03l, ng3p3t, atau apalah itu.

Seperti yang banyak saya tuliskan dalam artikel tersebut, pekerjaan saya juga tidak jauh-jauh dari memanfaatkan internet (meski saya belum berkesempatan tinggal di perumahan yang saya sebutkan di artikel tersebut).

Setelah melaluinya sendiri, akhirnya saya bisa menuliskan keuntungan dari sudut pandang saya sendiri  —bukan nulis berdasarkan hasil studi pustaka seperti dalam artikel yang saya tulis lima tahun yang lalu itu.

Poin-poin mengenai keuntungan bekerja di rumah yang akan saya jabarkan mungkin tak akan jauh berbeda dengan poin-poin di artikel tersebut. Tapi semoga akan bisa memperkaya referensi bagi pembaca sekalian.

Oh ya, agar tak sepenuhnya sama dengan artikel sebelumnya itu, dan karena memang pekerjaan saya juga tak sepenuhnya saya lakukan di rumah, sebab saya beberapa kali saya kerja di luar seperti di cafe, hotel, bahkan di atas kendaraan saat sedang dalam perjalanan, maka di sini saya bikin saja judulnya 5 keuntungan yang saya rasakan saat remote working alias work from anywhere —walau pada sebahagian besar sih saya lakukan di rumah.

Kerja dari rumah
"Rumahku, tempat kerjaku." Dokpri, 2020

Berikut keuntungannya:

Tidak perlu dandan, bahkan tidak perlu mandi

Nggak ada yang salah dengan dandan, apalagi mandi. Lagipula dandan juga kadang jadi semacam hiburan, terlebih mandi juga demi kebersihan. Tapi kalau lagi telat bangun? Atau, hari itu sedang ngantre kamar mandi karena ada sodara yang nginap? Atau parahnya, air di rumah tiba-tiba macet?

Ya sudah, mandinya siangan aja, gapapa. Nggak perlu repot-repot ngungsi ke tetangga atau numpang mandi di toilet masjid.

Walau begitu, saya setuju kalau dengan mandi dan bersiap diri itu dapat memberikan semangat. Air memang bisa memberikan energi melalui mandi ya? Cool!

Poin ini tidak begitu berlaku jika ada online meeting pagi hari maupun memilih bekerja di luar untuk mencari suasana baru atau ada proyek turun ke lapangan (yang mana tidak setiap hari saya lakukan).

Sedetik langsung tiba alias hemat waktu di jalan

Kendala hanya terjadi jika koneksi internet saya bermasalah (dan saya bersyukur ini jarang terjadi, dan kalau pun terjadi, bisa diantisipasi dengan berbagai solusi).

Jadi, tak ada cerita telat karena macet, tak ada cerita tua di jalan. Sedetik, bahkan kurang dari sedetik, langsung bisa mulai kerja lewat gawai.

Hemat bensin, hemat energi bahan bakar, hemat ongkos

Karena bekerja dari rumah, jadi nggak perlu lagi ngeluarin duit ongkos atau bayar bensin. Jadi bisa lebih menghemat energi bahan bakar, dan pengeluaran pun bisa ditekan.

Ini beda cerita dengan kerja di cafe sih. Tapi saya pribadi lumayan jarang kerja di cafe karena lebih nyaman dengan suasana di rumah yang lebih sunyi. Meskipun saya pernah juga kerja di luar rumah dalam beberapa keadaan.

Bisa curi-curi waktu tidur siang, jalan dengan teman, hingga nyambi liburan (dengan kata lain: jadi bisa lebih produktif)

Karena kerjaan yang tidak menuntut harus stand by dari jam sekian sampai jam sekian di kantor, maka ketika kerjaan hari itu sudah selesai, walhasil saya bisa lebih santai.

Kalau sudah begitu, saya biasanya memanfaatkan waktu dengan nyuci pakaian, bersih-bersih rumah, ngompos, eksperimen di dapur, tidur siang, hingga jalan bareng teman.

Jadi lebih produktif, bukan? Daripada "terkurung" di kantor sementara kerjaan rumah menumpuk, ya kan?

Pokoknya, asalkan bisa mengatur waktu dan mengatur kerjaan, kerja remote bahkan bisa disambi dengan liburan. Agak tricky sih ini, tapi saya pernah nyoba.

Memanfaatkan waktu dengan kumpul bareng keluarga

Saat saya menjadi anak kos yang tinggal sendirian, saya merasa waktu ngumpul dengan keluarga itu begitu berharga. Meskipun tidak selalu banyak bercengkerama.

Dengan tidak terikat waktu untuk harus berada di luar rumah selama sekian jam, saya bisa mengatur kerjaan agar saya bisa punya lebih banyak waktu untuk kumpul dengan keluarga.

Sekian beberapa keuntungan yang saya rasakan saat menjalani remote working atau working from anywhere.

Pada dasarnya setiap kerjaan itu ada suka-dukanya. Saya pun pernah punya masa-masa pusing karena tektokan kurang lancar, masa-masa suntuk kerja sendirian, masa-masa kurang istirahat juga.

Yah, dari semua kelebihan dan kekurangan itu, saya mencoba melihat hikmahnya.

Pembaca punya pendapat tambahan soal bekerja dari rumah?

*

Tulisan ini diikutsertakan dalam BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge oleh Blogger Perempuan, dengan tema hari ke-18: Ceritakan Tentang Profesimu

Blogger Perempuan

11 comments:

  1. Itu juga yang saya rasakan menjadi freelancer bloggger. Namun, belum sepenuhnya betul-betul saya alami sih. Punya anak kecil di rumah justru membuat saya semakin tenggelam di rumah juga. wkwk

    ReplyDelete
  2. Waktu belum kena PHK saya bisa menyatakan senang banget bisa bekerja dari rumah. Setelah kena PHK justru sibuk nyari sambilan yang bisa menghasilkan. Betul, dimana pun kerja itu ada suka dukanya ya. Di rumah atau di kantor, kalau sudah jadi pilihan kita harus siap dengan segala konsekwensinya

    ReplyDelete
  3. Bener banget sih semua poin di atas. Saya sendiri sudah menjalani WFH, WFA ataupun remote working sejak tahun 2012, dan sampai sekarang masih sangat fun sih. Bisa fleksibel dan tetep bisa mengerjakan aktivitas lain di antara ngerjain deadline ini dan itu.

    ReplyDelete
  4. Kalo menurut aku sih kak, selain remote working kerjaan dari rumah yang menghasilkan itu kayak zaman now. Buka toko online atau menjadi blogger. Enaknya, bisa sambil urus anak. Bisa ngerjain semua kerjaan rumah alias disambi.
    Jadi kerjaan rumah pun gak monoton.

    ReplyDelete
  5. Dengan remote working sebenernya kita bisa lebih efisien mengatur waktu kerja ya kak ..karena kan sekarang semua serba digital jadi terbantu banget

    ReplyDelete
  6. Sekarang lagi banyak yang work from anywhere ya
    Pas 2020, saya sempet ngalamin work from home
    Tapi karena udah ada anak, jadi anakku ngintilin terus karena nganggep ibunya di rumah = libur, hihihi

    ReplyDelete
  7. Salah satu yang saya impian bisa bekerja remote sih tetapi sebagai pendidik sudah pasti tidak mudah untuk itu. Pandemi saja mengajar online sangat sulit utk memahami perkembangan anak didik. Meskipun begitu saya pun tetap punya keinginan bisa kerja remote dari tempat-tempat indah di berbagai negara suatu saat nanti.

    ReplyDelete
  8. Kuntungan bekerja remote kalau bagi saya, (suami yang WFO/WFH) jadi ada banyak waktu untuk keluarga. Dulu hanya akhir pekan saja bisa barengan sarapan..ngobrol..dst, sekarang jadi bisa berkegiatan bersama-sama sekeluarga saat suami jadwalnya WFH....

    ReplyDelete
  9. Saya merasakan sekali nikmatnya kerja dari rumah, masalahnya masih terkendala dengan mengasuh bocil. Untuk bagi waktu belum efektif. Mungkin karena bocilnya 2 orangyang butuh perhatian penuh, kalo ditinggal megang laptop yang bayi suka ngintip trus ngga mau ditinggal ho ho

    ReplyDelete
  10. semua poinnya betul banget kak, yang paling saya rasakan adalah saya bisa dekat dengan kelaurga kapan saja, bahkan bisa lihat mereka setiap hari, happy banget

    ReplyDelete
  11. Ya Rabb, saya tuh blm move on dari WFH setahun kemarin Mba, huhuu... bener banget gak boros bensin, bedak, dasteran bs ngajar via Zoom, sehari bs nulis 2 artikel blog, artikel jurnal ilmiah juga, produktif banget malah, waktu gak habis di jalan. Tp ya, tiap pembelajaran punya plus minusnya yaa

    ReplyDelete

Terima kasih telah meninggalkan kritik dan saran yang santun dan membangun :)

About

Taruih Baraja merupakan sebuah personal blog oleh seorang bernama Nadel. Isinya tidak spesifik di satu niche/topik, sebagaimana hidup dan pemikiran yang juga punya beragam warna [...] Kenali lebih lanjut

Contact

taruihbaraja@gmail.com

Made with ❤ Taruih Baraja